Bahkan, beberapa ada yang termasuk klasifikasi A. “Nilai ujian SD/MI cukup menggembirakan. Masuk klasifikasi B atau baik, ada juga yang A. Ini perlu ditingkatkan lagi,”kata SUWANTO.
Di Jawa Timur, jumlah SD dan MI mencapai 25.528 sekolah dengan 619.676 peserta UASBN. Nilai rata-rata di Jawa Timur adalah 21,91 dan tertinggi 29,80. Meski demikian, SUWANTO prihatin, karena ada yang mendapatkan nilai terendah yakni 0,25. Walaupun jumlahnya sedikit namun menjadi pekerjaan rumah bagi sekolah untuk mengkaji ulang proses pembelajaran.
Dipaparkan SUWANTO, untuk jenjang SD, berdasarkan jumlah nilai, peringkat tertinggi diraih Kota Mojokerto dengan nilai rata-rata 25,58. Diikuti oleh Kabupaten Mojokerto dengan nilai rata-rata 24,74. Peringkat ketiga diraih Kabupaten Sidoarjo dengan 24,23.
Sedangkan Surabaya menempati peringkat 14 dengan nilai rata-rata 22,96. Menurut SUWANTO kota-kota besar tahun ini memang kurang beruntung dalam nilai UASBN.
Sementara itu, di jenjang MI, peringkat pertama diraih Kabupaten Sidoarjo dengan nilai rata-rata 24,59. Kemudian Kota Madiun dengan 24,45 dan Kota Mojokerto dengan 24,12. Kota Surabaya justru lebih rendah dibandingkan jenjang SD. Dengan rata-rata nilai 18,59, Surabaya cukup berada di peringkat 42.
Nilai UASBN tertinggi diraih oleh INDRI KARTIKA DEWI dari SDN Sawojajar I Kota Malang dengan nilai 29,80. Diikuti oleh 6 siswa SD dengan nilai 29,60 diantaranya PUTRI KARUNIA siswa SDK St Theresia Surabaya dan NIKEN HERAWATI SDN Sumber Tanggul I Mojokerto.
Urutan 8 sampai 10 dengan nilai rata-rata 29,40 ditempati oleh DANY SATRIO PRIANDOYO siswa SDN Kapasan 5 Surabaya, MEDIANA SWI KURNIANINGTYAS dari SDN Wonorejo 274 dan MIRZAH ADHITAMA dari SDN Kutisari 3/516. Untuk pengumuman nilai UASBN secara resmi akan dilaksanakan pada 20 Juni mendatang.(surabay.net)
0 komentar:
Posting Komentar